Popularitas platform kecerdasan (AI) buatan seperti ChatGPT menghasilkan sebuah profesi baru bernama prompt engineer. Bisakah karier ini bertahan lama atau cuma musiman?
Sebelumnya, CEO OpenAI Sam Altman menyebut AI tak bakal menggusur pekerjaan sebanyak yang diprediksi oleh para ahli. Menurutnya, dunia tidak akan kehabisan pekerjaan karena AI. Altman, sosok di balik ChatGPT yang mempelopori demam AI, bahkan menyebut kehadirannya akan memicu munculnya pekerjaan baru yang lebih baik.
Anda hanya perlu bergerak menuju masa depan, seperti lebih banyak hal yang akan terjadi," kata dia, yang merupakan sosok di balik platform ChatGPT, di acara 'Conversation with Sam Altman', di Jakarta, Rabu (14/6).
Pekerjaan apa yang bisa muncul dari gelombang AI?
Sebuah unggahan di TikTok menyebut ada profesi baru bernama prompt engineer dengan gaji US$175 ribu hingga US$300 ribu atau sekitar Rp2,6 miliar hingga Rp4,5 miliar per tahun.
"Hadirin sekalian, ini sedang terjadi: 'Prompt Engineer' sekarang menjadi sebuah jabatan, dan gajinya antara 175 ribu hingga 300 ribu (dolar) per tahun," sebut akun TikTok @startingname dalam unggahannya.
Menurutnya, syarat untuk pekerjaan ini adalah seseorang hanya perlu "menghabiskan waktu dalam algoritma." Dengan kata lain, ini adalah pekerjaan bergaji besar untuk orang-orang yang senang mengutak-atik AI generatif.
The New York Times menyebut prompt engineering sebagai "keterampilan yang bisa ditambahkan ke resume oleh mereka yang bermain-main dengan ChatGPT cukup lama."
Sementara itu, The Washington Post menyebutnya sebagai "pekerjaan baru paling menarik di bidang teknologi."
Seorang peneliti di perusahaan AI Hugging Face Victor Sanh yang melakukan studi dan membangun aplikasi yang berkaitan dengan AI menjelaskan bagaimana prompt engineer mendapatkan tempat sebagai sebuah profesi.